Senin, 11 Mei 2009

Pilpres RI 2009: Siapa Yang Layak Dipilih?

Melihat nama-nama capres dan cawapres yang masuk ke dalam bursa pemilu 2009, alam bawah sadar kita langsung tergerak untuk menimang-nimang ”harus memilih siapa.” Pertanyaan itu kalau ditelisik lebih jauh di satu sisi merupakan ekspresi dari harapan masyarakat akan sebuah perubahan tatanan kehidupan sosial yang lebih baik, dimana para elite/pemimpin sebelumnya atau yang masih menjabat (incumbent) kurang mampu menangani isu-isu sosial yang dihadapi masyarakat Indonesia, seperti masalah kemiskinan, buta huruf, korupsi, ketidakadilan, dan penyediaan infrastruktur yang tidak merata. Sementara di sisi lain, pertanyaan ’harus memilih siapa’ hendak mengarahkan kita untuk menyeleksi kepatutan dan kelayakan seorang pemimpin berdasarkan kebutuhan dan keinginan nyata masyarakat sekarang ini. Kebutuhan riil itu tidak lain dari bagaimana upaya seorang pemimpin dan seluruh masyarakat mengatasi persoalan-persoalan sosial yang telah disebutkan di atas. Kalau para elite politik berani mengadakan kontrak sosial dengan para konstituennya dan punya komitment kuat untuk melakukan apa yang telah menjadi janjinya, maka masyarakat tidak segan-segan memilihnya sebagai pemimpin.

Tanggungjawab untuk memajukan kehidupan bersama adalah usaha dan partisipasi aktif semua orang. Sebagai salah satu bentuk tanggungjawab nyata kita itu adalah perlu memiliki kriteria dan pengatahuan kolektif tentang karakter, kepribadian dan kemampuan dari sang calon capres dan cawapres 2009 ini. Maka berikut ini beberapa kriteria seorang pemimpin yang bisa kita pertimbangkan untuk menjadi seorang pemimpin Indonesia di masa kini dan yang akan datang.

Pertama, seorang pemimpin yang hendak dipilih adalah seorang elite politik yang memiliki tanggung jawab besar, haruslah memiliki pengetahuan yang luas. Unsur ini sangat penting di masa kini. Mengapa demikian ? Agar dapat berubah lebih cepat dalam persaingan yang ketat dan cepat dimana lingkungan yang sangat tidak pasti untuk ke depan, pemimpin harus mampu berfungsi sebagai katalis dalam problem solving, toleran terhadap resiko, berfikir dalam gambaran keseluruhan dengan keahlian teknis yang menonjol, fokus dalam mengembangkan hal-hal yang tidak terukur, Memiliki keterampilan non teknis dan pengetahuan lintas fungsi/antar disiplin seperti matematika, logika, sejarah, filsafat, sastra dan bahasa asing serta disiplin ilmu lainnya.

Kedua, pemimpin harus memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan informasi dengan baik dan mengkomunikasikannya dengan jelas, singkat, dan persuasif, keterampilan untuk menganalisis informasi yang kompleks sampai membuat keputusan yang tepat berdasarkan pendekatan secara logis. Biasanya seorang pemimpin akan mencari solusi atau jawaban yang terbaik, bukan jawaban yang ingin kebanyakan didengar oleh bawahan.
Ketiga, seorang pemimpin yang hebat biasanya juga “knowledge worker” yang seringkali memiliki pengetahuan antardisiplin dan memiliki pengalaman, serta secara bersamaan menerapkan pengetahuan yang berasal dari beberapa bidang untuk memecahkan masalah. Mereka seringkali dapat mengkombinasikan pengetahuan yang berbeda-beda, seperti bisnis dan teknologi. Dan keempat, adalah sorang pemimpin masa depan juga harus mengerti visi organisasi yang spesifik dan berperan untuk bisa melihat dan merespons kebutuhan masyarakat.

Jadi pada intinya seorang pemimpin masa depan apabila ingin efektif, maka diperlukan lebih banyak pengetahuan yang bersifat menyeluruh — tidak perlu menjadi ahli, tetapi setidaknya cukup mengenal dengan baik untuk dapat menjawab pertanyaan yang tepat dari orang lain, memecahkan masalah dengan cerdas, serta membuat keputusan yang tepat yang didasari pada proses yang logis. Adakah kriteria-kriteria yang telah disebutkan di atas ada dalam diri para kandidat capres dan cawapres 2009? Kita semua dapat menentukan mana yang terbaik buat bangsa kita yang tercinta ini, Indonesia.

Tidak ada komentar: