Rabu, 31 Desember 2008

Mery Crhistmas 2008 & Happy..Happy New Year 2009

Friend....
Life seems so short...and everything is going quickly. As we immersed ourselves, life, memories, and everything we have done during this previous year 2008..lets give thanks to the Creator of all who gave us life, love and spirit. He has done very wonderful jobs for us though we may not realize it, but still He is still continue working for us...

And now we are in the road of 2009...journeying toward the One who call us to be his companion, to be his massanger of love, peace, forgiveness, humbel heart and full of of hope. So my friend...with one heart, one mind and one soul, lets post for while: "Hari ini merupakan senja terbenam matahari terakhir di tahun 208. Buanglah semua duka kemalangan serta kebencian, iri hati dan amarah. biarlah terbenam bersama matahari terakhir. Dan mari kita songsong fajar pertama dengan semangat tahun 2009, sebuah semangat dimana kita mendapat 1 tahun kebahagiaan, 12 bulan kedamaian, 356 hari kegembiraan, 8760 jam kasih sayang, 525, 600 menit cinta, 31.536.000detik persahabatan dan kesuksesan. And above all..."TULISAKAN RENCANAMU DENGAN SEBUAH PENSIL, TAPI BERIKAN PENGHAPUSNYA KEPADA ALLAH, IZINKAN DIA MENGHAPUS BAGIAN YANG SALAH DAN MENGGANTIKANNYA DENGAN RENCANANYA YANG INDAH DALAM HIDUPMU". Happy...Happy New Year my friend....Enjoy the life and be what you are.....

Senin, 22 Desember 2008

KALENG

Ada 3 kaleng coca cola, ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama. Ketika tiba hari, sebuah truk datang ke pabrik, mengangkut kaleng-kaleng coca cola dan menuju ke tempat yang berbeda untuk pendistribusian.

Pemberhentian pertama adalah supermaket lokal. Kaleng coca cola pertama diturunkan di sini. Kaleng itu dipajang di rak bersama dengan kaleng coca cola lainnya dan diberi harga Rp.4.000.

Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Di sana, kaleng kedua diturunkan. Kaleng tersebut ditempatkan di dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp. 7500.

Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat mewah. Kaleng coca cola ketiga diturunkan di sana. Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau di dalam kulkas. Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan. Dan ketika dibutuhkan, kaleng ini dikeluarkan besama dengan gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng coca cola itu, menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan. Harganya Rp. 60.000.

Sekarang, pertanyaannya adalah : Mengapa ketiga kaleng coca cola tersebut memiliki harga yang berbeda padahal diproduksi dari pabrik yang sama, diantar dengan truk yang sama dan bahkan mereka memiliki rasa yang sama?

Lingkungan yang kita tinggal mencerminkan harga kita. Lingkungan berbicara tentang RELATIONSHIP. Apabila kita berada di lingkungan yang bisa mengeluarkan terbaik dari diri kita, maka kita akan menjadi cemerlang. Tapi bila kita berada dilingkungan yang meng-kerdil- kan diri kita, maka kita akan menjadi kerdil.

(Orang yang sama, bakat yang sama, kemampuan yang sama) + lingkungan yang berbeda = NILAI YANG BERBEDA.

Selasa, 02 Desember 2008

Just Do It !

Salah satu dongeng favorit saya ketika kuliah, adalah tentang bedanya astronot Amerika dan astronot Rusia. Alkisah menurut yang punya cerita, ketika Amerika dan Rusia bersaing mengirim manusia ke bulan, maka terjadilah peristiwa ini.

Astronot Amerika ketika dikirim ke bulan, di perjalanan konon mengalami masalah. Yaitu ball-point yang sudah didesain sedemekian rupa, ternyata masih tidak bisa digunakan, dan tintanya luber kemana-mana. Sang astronot pun melapor. Dan oleh Houston dijanjikan ball-point yang canggih nantinya. Konon, setelah peristiwa itu, NASA melakukan riset dan penelitian, yang sangat mahal harganya. Dan akhirnya menemukan tekhnologi mutakhir yaitu ball-point dengan tinta berbentuk gel yang padat dan tidak luber kemana-mana. Uniknya ball-point dengan tinta gel yang semi padat ini, bisa anda temukan dimana-mana sekarang.

Lanjut cerita, astronot Rusia juga punya masalah yang sama. Dan melaporkan masalah itu ke bumi. Bedanya ketika ia melaporkan, bukan-nya mendapat simpati dan dijanjikan ball-point baru dengan tekhnologi canggih, malah ia ditertawakan. Saat itu pusat antariksa Rusia di Moskow menjawab : “Wah, gitu saja repot. Pake melapor segala. Kenapa bingung ? Kan ada potlot, pake saja potlot !” Masalah itupun jadi selesai. Dosen saya yang menceritakan dongeng ini, memberikan wisdom, bahwa dalam setiap masalah selalu ada 2 cara penyelesaian. Cara yang nyelimet dan berliku-liku, dan cara yang sederhana. Menurut beliau, tidak peduli betapa kusutnya sebuah masalah, selalu akan ada satu garis lurus yang sederhana. Temukan garis lurusnya, masalah anda cepat selesai.

Menemukan garis lurus ini adalah trik yang saya pelajari bertahun-tahun. Menemukan garis lurus adalah solusi menyederhanakan masalah. Dan bukan menyepelekan masalah. Ini dua hal yang berbeda. Terkadang kita terbiasa dengan pola pikir yang terstruktur dengan sejumlah keruwetan. Yang tercipta karena semata oleh latar belakang pendidikan, training, budaya, dan kebiasaan kita yang kadang memiliki sejumlah pagar yang menciptakan batas serta sejumlah larangan. Kita gagal melihat solusi cepat dan sederhana dari sebuah masalah.

Ingat slogan Nike yang klasik “Just Do It”. Ketika saya masih ngantor di Nike, saya-pun diceritakan tentang asal muasal slogan legendaris itu. Suatu hari seorang bocah sedang menonton idola-nya atlet bola basket Michael Jordan berlaga di TV. Sambil mengagumi aksi Michael Jordan, sang bocah yang kebetulan menonton bersama nenek-nya, bercerita dan berandai-andai bahwa ia juga punya cita-cita ingin suatu hari seperti idolanya. Ia ingin sehebat Michael Jordan. Sang nenek, cuma tersenyum, dan berkomentar “JUST DO IT”. Sang nenek memberi nasehat yang paling sederhana, “Ayo jangan hanya bermimpi. Lakukan saja !” Tentu saja sang bocah terperangah, karena ia tidak pernah menyangka jawaban-nya sesederhana itu. Bahwa solusi hidup ini seringkali memang sesederhana itu.

Cerita ini terus terang dapat mengubah hidup kita asalkan segala tindak tanduk kita tidak boleh lari jauh dari slogan tersebut. “Lakukan dan kerja-kan saja ! Jangan pernah malas !” Hasilnya memang ajaib. Hidup ini mirip sebuah pertandingan tinju. Anda cuma punya dua pilihan. Selamanya jadi penonton di luar ring, yang cuma bisa menyoraki hidup ini. Dan maksimal bahagia sebagai penonton. Atau anda berpartisipasi dan masuk ring. Kalau anda masuk ring dan bertinju, memang ada resikonya. Dipukuli dan kalah. Tapi kalau anda tidak masuk ring, anda tidak akan mungkin jadi juara ! Jadi singaktnya lakukanlah ! - “Just Do It”

Banyak orang yang punya cita-cita begini dan begitu, tetapi selalu saja gagal melakukannya. Karena semata diberati sejumlah pertimbangan, perhitungan resiko dan juga keruwetan rasa takut yang beragam jumlahnya. Jadi jangan salahkan mereka. Namun mungkin kita bisa mengambil hikmah Puasa. Seorang ulama, pernah bercerita kepada saya, bahwa Puasa memiliki hikmah menyederhanakan hidup kita. Seringkali dalam hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, kita selalu makan dalam kemewahan yang sangat luar biasa. Makan itu harus ada ini dan itu. Puasa menghilangkan semua itu. Puasa mengajarkan dan mengingatkan kita pada lapar dan haus, serta kesabaran dalam menghadapinya. Ketika buka Puasa, seteguk air dan sepiring nasi hangat bisa jadi santapan yang terlezat. Kalau itu kita terapkan dalam kehidupan kita, cita-cita dan ambisi harusnya menjadi rasa lapar dan haus yang sama. Kita hanya perlu kesabaran dan ketekunan untuk mengolahnya. Pas saatnya tiba, kita cuma butuh satu keberanian kecil untuk melakukannya. Bukan keberanian dengan sejumlah kemewahan ini dan itu. Cukup satu langkah kecil. “Just do it”.

Lao Tze, filsuf Cina yang terkenal, mengatakan bahwa sebuah perjalan panjang ribuan kilometer, selalu dimulai dengan satu langkah kecil.